GEJALA RUMAH KACA
Apa itu rumah kaca?
Rumah
kaca disebut juga rumah hijau, rumah kaca adalah sebuah bangunan yang terbuat
dari gelas maupun plastik yang biasanya di pergunakan oleh petani untuk membudidayakan
berbagai jenis tanaman seperti bunga, buah dan tanaman tembakau.
Apa itu efek dari rumah kaca?
Ketika
siang hari, panas matahari mampu menembus kaca, maka sisa panas matahari yang
terpantul oleh rumah kaca akan dikeluarkan ke atmosfer bumi dan menembus
lapisan ozon (lapisan pelindung bumi). Lapisan ozon ini berfungsi untuk
melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker
kulit, lapisan ozon ini juga mencegah sinar matahari masuk secara berlebih. Pemantulan
sinar matahari dari rumah kaca ini menjadikan suhu udara di dalam rumah kaca
tersebut meningkat dan menjadi hangat. Bahkan radiasi panas matahari ini
bergelombang pendek yakni sebesar 0,3 sampai 3 µm yang bisa di tangkap oleh
atmosfer bumi. Radiasi yang sepanjang 3 µm inilah yang mampu meningkatkan
pemanasan bumi. Selain efek dari rumah kaca naiknya suhu bumi juga tejadi
karena meningkatnya konsentrasi gas CO2 serta beberapa jenis gas
lainnya.
Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca
Efek
rumah kaca yang dapat menyebabkan kerusakan pada bumi seperti memberikan dampak akibat kerusakan hutan yang terkena populasi dari efek rumah kaca,
menyebarkan polusi di sekitar lingkungan, dan menyebabkan kerugian lain yang
diakibatkan oleh efek rumah kaca. Dalam terjadinya efek rumah kaca, melewati
beberapa tahapan seperti :
Awalnya
cahaya dari matahari yang keluar di pantulkan oleh dinding kaca, kemudian
kembali ke angkasa. Beberapa sinarnya di serap oleh bumi yang nantinya
berwujud sinar inframerah.
Di
dalam efek rumah kaca, terdapat gas kaca yang keluar dan membentuk lapisan yang
menyelimuti bumi. Gas kaca ini berupa CO2 (karbon dioksida),
metana, NO2 (nitrogen
dioksida), serta beberapa gas lainya yang merupakan reaksi alamiah industri.
Jika gas efek rumah kaca ini terlepas, maka partikelnya mampu naik sampai
lapisan troposfer lalu membentuk lapisan yang menyelimuti bumi.
Inilah
rincian energi yang memantul ke bumi lagi :
25%
: dipantulkan awan dan partikel partikel lain
25%
: di serap oleh awan
45%
: di serap oleh permukaan bumi
10%
: dipantulkan lagi oleh permukaan bumi
Bumi
sendiri di lapisi oleh selimut yang di namakan lapisan atmosfer. Dengan adanya gas rumah kaca, akan ada partikel yang
melayang di antara bumi dan lapisan atmosfer tersebut. Hal ini menyebabkan
panas bumi memantul dari panas bumi yang harusnya di bawa keluar, namun panas
bumi kembali masuk. Sehingga suhu bumi naik dan akhirnya menghangat.
Adanya
efek rumah kaca yang memantulkan panas kembali ke bumi memang menaikan suhu di
dalam bumi. Pada awalnya bumi hanya menghangat saja. Namun jika terus
berlanjut, bumi bukan hanya menghangat tapi juga memanas yang sifatnya
mengglobal.
Penelitian seputar efek rumah kaca
Kenaikan
suhu bumi sudah di mulai sejak 100 tahun lalu. Menurut para ahli klimatologi,
rata rata per 100 tahun kenaikan hanya 0,5 derajat celcius. Sedangkan kenaikan
rata rata bumi menurut letak astronomis di Indonesia hanya pada 30 tahun terakhir ini sudah
mencapai 2 derajat celcius. Itu pun di daerah tertentu mengalami kenaikan
suhu yang lebih dahsyat, seperti kota Bandung yang naik hampir 4 derajat
celcius dan kota Jakarta 5 derajat celcius.
Kenaikan
kenaikan suhu akan terus berlanjut jika manusia tidak berusaha menghentikan
aktivitas yang memicu pemanasan global. Inilah dampak terbesar di dirikan rumah
kaca.
Apa akibat dari Efek rumah kaca?
Menggunakan
rumah kaca memang sangat membantu tanaman untuk melakukan asimilasi. Sayangnya
bangunan kaca yang di fungsikan untuk memantulkan panas ke dalam rumah membawa
efek alamiah. Bahkan secara langsung akan mempengaruhi perubahan suhu di bumi
serta pemanasan yang sifatnya mengglobal atau disebut juga global warming.
Global
warming juga berakibat pada beberapa sektor, yakni :
Mencairnya gletser
Beberapa
gletser dan es di kutub sudah mulai mencair. Ini merupakan akibat dari
pemanasan global yang sudah memberikan dampak keseluruhan. Dengan mencairnya es
di kutub akan memperlebar luasan perairan di bumi yang semula perbandinganya
2:1 antara lautan dan daratan. Jika sudah mencair, akan mengalir ke laut yang
berpotensi menaikkan permukaannya. Sangat berbahaya jika sampai menenggelamkan
pulau pulau penting di dunia.
Kenaikan permukaan air laut
Akibat
meningkatnya suhu bumi menyebabkan mencairnya Es di kutub dan akhirnya
berakibat pada semakin tingginya permukaan air laut, hal ini akan sangat
berdampak pada pulau yang tinggal di dataran rendah dan di kelilingi air.
Dengan meningginya permukaan air laut, maka dataran yang berada lebih rendah
akan terjadi banjir besar yang mampu menenggelamkan dataran yang lebih rendah
dari permukaan laut. Namun dari pasang surut air laut tersebut dapat memberikan manfaat pasang surut air laut bagi kehidupan manusia yang bergantung
hidup di pinggiran laut atau pantai.
Perubahan cuaca yang ekstrim
Global
warming juga mampu menjadi penyebab adanya perubahan cuaca yang sifatnya
ekstrim. Apalagi di wilayah indonesia yang memiliki iklim yang selalu berganti
yang bergantung pada pembagian musim di Indonesia. Dengan adanya iklim di Indonesia. Kita bisa merasakannya panas yang begitu terik
dalam waktu lebih lama dari sebelumnya. Dan ketika musim dingin, juga
merasakan dingin yang luar biasa, global warming dapat mengakibatkan pergantian
cuaca yang berubah-ubah tidak sesuai dengan waktu seharusnya (umumnya musim
kemarau di Indonesia terjadi pada bulan April s.d. Oktober dan musim hujan
terjadi pada bulan Oktober s.d. April).
Hasil pertanian menurun
Bahkan
pemanasan global dapat menyebabkan hasil pertanian di tanah luas akan menurun.
Resiko gagal panen lebih tinggi kurvanya. Sedangkan di Indonesia memiliki
berbagai jenis hujan yang dapat mempengaruhi musim yang akan terjadi pada
wilayah indonesia, dan biasanya memberikan dampak negatif bagi para petani
ketika musim kemarau berkepanjangan yang akan menghasilkan hasil pertanian
menurun.
Kepunahan beberapa jenis hewan
Hewan
yang hidup berada di lereng gunung berapi akan sangat terkena dampak pemansan
global. Suhu panas akan semakin menaik, cuaca yang berubah secara ekstrim,
mampu mengganggu kehidupan hewan. Jika ia tidak mampu bertahan dengan kondisi
alam yang terus memburuk, beberapa hewan akan mati kelaparan, kehausan, atau
kepanasan. Kelestariannya sudah tidak bisa di selamatkan lagi, kecuali manusia
yang bertindak untuk menyelamatkan.
Mengapa sebelum hujan badan kita
gerah?
Beberapa
saat sebelum hujan biasanya kita merasa gerah. Sebenarnya bukan suhu udara
menjadi lebih panas, tetapi kelembaban udara udara yang menurun. Kelembaban
udara berkaitan dengan banyaknya uap air di udara. Pada kondisi dimana kita
merasa gerah berarti uap air di sekitar kita berkurang. Ini terjadi karena
adanya ekspansi adiabatis di mana uap air bergerak lebih cepat ke atmosfer.
Ekspansi
adibatis merupakan fenomena fisis yang melukiskan pergerakan massa udara secara
vertikal. Hal ini ini terjadi karena suhu massa udara di permukaan lebih panas
dari lingkungannya. Karena lebih panas maka massa jenisnya menjadi lebih ringan
sehingga akan bergerak naik.
Pada
kondisi lainnya pada saat uap air mengembun menjadi titik-titik air dalam awan
akan terjadi pelepasan panas laten. Lepasnya panas laten ke atmosfer akan
menaikkan suhu udara.
Panas
laten adalah panas yang dikandung uap air pada saat terjadinya penguapan di
permukaan bumi. Lepasnya panas laten tersebut membuat suhu udara tidak
berkurang walaupun sinar matahari sebagai sumber panas di bumi telah tertutup
awan.
Selanjutnya
jika proses fisis di dalam awan tidak "terganggu" makan akan turun
hujan. Tetapi proses terjadinya hujan yang dimulai dari ekspansi adiabatis hanya
terjadi dalam radius 5-10 km. Karna awan penyebabnya adalah awan jenis Cumulonimbus
yang tumbuh secara vertikal. Hujan yang turun dari awan jenis ini sifatnya
deras, waktunya singkat dan area yang kurang luas, radius 5-10 km.
Komentar
Posting Komentar