Pentingnya
Pemahaman Matematika Termasuk Statistika dalam Psikologi
Definisi
Matematika
Matematika
adalah ilmu yang mempelajari tentang besaran, struktur, bangun ruang, dan
perubahan-perubahan yang pada suatu bilangan. Matematika berasal dari
bahasa Yunani Mathematikos yang artinya ilmu pasti. Dalam bahasa belanda
matematika di sebut sebagai Wiskunde yang artinya ilmu tentang belajar. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia, definisi matematika adalah ilmu tentang
bilangan dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya yang mencakup
segala bentuk prosedur operasional yang digunakan dalam menyelesaikan
masalah mengenai bilangan.
Seorang
yang ahli dalam bidang matematika di sebut sebagai Matematikawan atau
matematikus. Segala hal yang bersangkutan dan berhubungan dengan matematika di
sebut sebagai matematis. Matematis juga di gunakan untuk menyebut sesuatu
secara sangat pasti dan sangat tepat.
Matematika
merupakan salah satu ilmu yang banyak di manfaatkan dalam kehidupan
sehari-hari. Baik secara umum maupun secara khusus. Secara umum matematika di
gunakan dalam transaksi perdangangan, pertukangan, dll. Hampir di setiap aspek
kehidupan ilmu matematika yang di terapkan. Karena itu matematika mendapat
julukan sebagai ratu segala ilmu. Matematika juga mempunyai banyak kelebihan
dibanding ilmu pengetahuan lain. Selain sifatnya yang fleksible dan dinamis,
matematika juga selalu dapat mengimbangi perkembangan zaman. Terutama di masa
sekarang ketika segala sesuatu dapat di lakukan dengan komputer. Matematika
menjadi salah satu bahasa program yang efektif dan efisien.
Penerapan
Ilmu Matematika dalam Psikologi
Disebut-sebut
bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang ‘behavior’ yang mengurusi
masalah seseorang secara individu dengan mengunakan sistem tanya jawab (kata-kata),
sedangkan matematika adalah ilmu hitung yang pasti dan selalu berhubungan
dengan angka. Ya, semua itu benar, kemudian bagaimana menerapkan ilmu
matematika ke dalam ilmu psikologi?
Di
dalam penelitian psikologi, perhitungan matematika pasti ada dan digunakan,
walaupun mungkin hanya dalam kategori perhitungan sederhana. Misalnya psikologi
akan meneliti “pengaruh MSG (monosodium glutamat) pada tingkat kecerdasan
anak”. Disini kita perlu mencari tahu, batas dosis aman MSG, contohnya dalam X
gram makanan, maksimal MSG yang terkandung X gram. Atau kita dapat membuat
grafik yang menunjukkan pengaruh tersebut. Anak yang kesehariannya selalu
mengonsumsi MSG tingkat IQ nya pasti lebih rendah dibandingkan teman-temannya
yang tidak mengonsumsi MSG.
Begitu
fleksibelnya ilmu matematika, bahkan saat mempelajari ilmu sosial pun kita
memerlukan perhitungan matematika. Psikolog perlu mengelompokkan data-data saat
membantu memecahkan masalah pasien mereka. Pengelompokan ini dapat berupa
himpunan-himpunan, seperti himpunan anak yag takut gelap dan bagaimana
penyelesaiannya, himpunan anak yang tidak suka menulis serta apa yang menjadi
penyebabnya. Penyebab itu misalnya berupa trauma, atau si orang tua
tidak pernah memberi pujian akan hasil karyanya, semua itu akan terasa lebih
mudah jika kita membuatnya dalam bentuk tabel atau grafik, atau dapat pula kita
tuliskan seperti notasi himpunan pada matematika.
Statistika
Statistika adalah
ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis,
menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Singkatnya, statistika adalah
ilmu yang berkenaan dengan data. Istilah 'statistika' (bahasa
inggris: statistics) berbeda dengan 'statistik' (statistic).
Statistika
merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedang statistik adalah data,
informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data. Dari
kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan atau
mendeskripsikan data; ini dinamakan statistika deskriptif. Sebagian besar
konsep dasar statistika mengasumsikan teori probabilitas. Beberapa istilah
statistika antara lain: populasi, sampel, unit sampel,
dan probabilitas.
Statistika
banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu alam (misalnya
astronomi dan biologi maupun ilmu-ilmu sosial (termasuk sosiologi
dan psikologi), maupun di bidang bisnis, ekonomi, dan industri.
Statistika juga digunakan dalam pemerintahan untuk berbagai macam tujuan;
sensus penduduk merupakan salah satu prosedur yang paling dikenal. Aplikasi
statistika lainnya yang sekarang popular adalah prosedur jarak pendapat atau polling (misalnya
dilakukan sebelum pemilihan umum), serta hitung cepat (perhitungan
cepat hasil pemilu) atau quick count. Di bidang komputasi, statistika
dapat pula diterapkan dalam pengenalan pola maupun kecerdasan buatan.
Sejarah Statistika
Penggunaan
istilah statistika berakar dari istilah istilah dalam bahasa latin
modernstatisticum collegium ("dewan negara") dan bahasa
Italia statista ("negarawan" atau "politikus").
Gottfried
Achenwall (1749) menggunakanStatistik dalam bahasa
Jerman untuk pertama kalinya sebagai nama bagi kegiatan analisis data
kenegaraan, dengan mengartikannya sebagai "ilmu tentang negara
(state)". Pada awal abad ke-19 telah terjadi pergeseran arti menjadi
"ilmu mengenai pengumpulan dan klasifikasi data". Sir John Sinclair
memperkenalkan nama (Statistics) dan pengertian ini ke dalam bahasa
inggris. Jadi, statistika secara prinsip mula-mula hanya mengurus data yang
dipakai lembaga-lembaga administratif dan pemerintahan. Pengumpulan data terus
berlanjut, khususnya melalui sensus yang dilakukan secara teratur
untuk memberi informasi kependudukan yang berubah setiap saat.
Pada
abad ke-19 dan awal abad ke-20 statistika mulai banyak menggunakan
bidang-bidang dalam matematika, terutama peluang. Cabang statistika
yang pada saat ini sangat luas digunakan untuk mendukung metode
ilmiah, statistika inferensi, dikembangkan pada paruh kedua abad ke-19 dan
awal abad ke-20 oleh Ronald Fisher (peletak dasar statistika
inferensi), Karl Pearson (metode
regresi linear), dan William Sealey Gosset (meneliti problem sampel
berukuran kecil). Penggunaan statistika pada masa sekarang dapat dikatakan
telah menyentuh semua bidang ilmu pengetahuan, mulai dari astronomi
hingga linguistika. Bidang-bidang ekonomi, biologi dan cabang-cabang
terapannya, serta psikologi banyak dipengaruhi oleh statistika dalam
metodologinya. Akibatnya lahirlah ilmu-ilmu gabungan
seperti ekonometrika, biometrika (atau biostatistika), dan
psikometri.
Meskipun
ada pihak yang menganggap statistika sebagai cabang dari matematika, tetapi
sebagian pihak lainnya menganggap statistika sebagai bidang yang banyak terkait
dengan matematika melihat dari sejarah dan aplikasinya. Di Indonesia, kajian
statistika sebagian besar masuk dalam fakultas matematika dan ilmu
pengetahuan alam, baik di dalam departemen tersendiri maupun tergabung dengan
matematika.
Ilmu
psikologi sangat berkaitan erat dengan proses pengumpulan data dalam sebuah
penelitian ilmiah untuk memoperoleh data-data valid yang digunakan sebagai
bahan perhitungan untuk mendapatkan solusi yang berkesesuaian dengan hasil
penelitian yang telah di terima sebelumnya. Contohnya, tes pengukuran
intelegensi dan tes bakat. Oleh karena itu, sudah barang tentu ilmu statistika
sangat dibutuhkan didalam pelaksanaan kegiatan tersebut.
Dari
pemaparan pembahasan fungsi statistika sebelumnya, dapat ditarik beberapa
kesimpulan mengenai fungsi statistika dalam psikologi, antara lain :
1.
Statistika memberikan alat analisis data bagi psikologi.
2.
Mempelajari keragaman akibat pengukuran.
3.
Mengendalikan proses.
4.
Merumuskan informasi dari data.
5.
Membantu pengambilan keputusan berdasarkan data.
Komentar
Posting Komentar